.

Tidaklah sama bagiku juga bagimu

Zay Lawang Langit

Memandang garis cuaca
Musim yang berkejaran dilingkar kehendak
Doa yang terucapkan di pangkal lidah

Saat ranum biji jagung menggantung
Bulir-bulir padi terayun
Berharap hujan terjaga
Agar panen tetap melimpah

Pada sebelah mana kita pernah singgah
Menitipkan beberapa lembar kisah
Juga tentang tragedi bertubi-tubi
Banyak hal telah kita lihat
Meski lebih banyak lagi terlewat

Mengusung abad yang jatuh
Di kaki musim kulihat telapakmu penuh sayatan
Luka itu lembaran kisah lain yang luput ditoreh

Tidaklah sama bagiku juga bagimu
Tapak kaki kita biarlah kelak berkata-kata

Toh pada akhirnya
Kita akan sendirian melangkah pulang bukan?

Back To Top